1..2..10..50...
seratus domba sudah kuhitung
gelap..diam..
cuma gemericik air bocor dari keran
ramai.
Terlelap seolah mustahil,
terpejam namun otak menerawang.
mimpi-mimpi yang harusnya datang kemudian
terlanjur membuncah,
tumpah,
ruah.
Oh tidak! mimpiku terlalu liar untuk dijinakkan!
aku tak dapat menangkapnya,
satu per satu..
untuk kusimpan dulu,
untuk kutabur nanti dalam tidurku.
Kunyalakan lampu,
dan mimpi-mimpi itu mati.
berserakan.
Lalu kuputuskan, "Sudahlah, biarkan saja berantakan.
nanti waktu lampu kembali mati,
toh mereka akan hidup lagi,
seperti zombie."
Kembali gelap.
namun kali ini mimpi-mimpi itu telah pergi dari otakku.
Otakku kosong,
melompong,
kopong.
ya sudah, untuk sementara kau kubiarkan bebas.
Tapi lihat saja,
suatu saat kau akan kutangkap.
Tunggu saja.
sambil aku berhitung
1..2..10..50...
- Bandung, saat malam menua
posted by Ratri Anggardani Prayitno on poems