Sebuah Opini PRIBADI


posted by Ratri Anggardani Prayitno on

No comments

Kali ini, saya nggak akan posting dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain ingin tetap menjaga Bahasa Indonesia -gokil- saya juga agak kesusahan untuk mengekspresikan apa yang ingin saya tulis kemudian dalam bahasa Inggris. hahahaha.... ujung-ujungnya alasan bodoh. :p
Tadinya, mau saya post di note Facebook, tapi saya pikir-pikir lagi, publish di blog aja deh biar lebih menyampaikan maksud dan tujuan saya untuk menungkapkan sebuah opini publik. *halah!
Dan beginilah note tadi yang saya buat:
=======================================================================

Note ini saya bikin setelah melihat tweets dari sebuah akun yang "frontal" sekali milik salah SEORANG "tetangga" (sekali lagi: "SALAH SEORANG"). dan sekali lagi, saya tekankan, bahwa ini adalah opini saya pribadi. kalau ada yang nggak suka, itu hak anda. monggo. tapi jangan trus berdebat disini ya. saya tidak butuh perdebatan macem itu. Terimakasih. :)

Kadang saya suka nggak habis pikir, kenapa terkadang kebanyakan orang Indonesia gampang terpancing emosi atas provokasi (omongan) dari "si tetangga" yang memang mungkin mengeluarkan "kata-kata nyolot" tentang negara kita tercinta ini. (Note: Saya sebenernya kurang paham siapa yang memulai duluan, maaf kalau saya mengungkapkan hal yang salah).  Bukannya saya nggak cinta Indonesia trus saya gak ikutan panas kalau negara Indonesia tercinta ini dihina, diomongin macem-macem ini-itu, diinjak-injak harga diri kita. Bukaaaannn...tentu saja bukan karena itu. Saya juga emosi ngeliat omongan-omongan kasar dia/mereka yang menjelek-jelekkan Indonesia sering sudah amat sangat keterlaluan. Dulu saya tentu saja pernah terpancing emosi dan ikut mengeluarkan sumpah serapah (gak muna lah ya, saya sempet pernah ngebales hinaan mereka juga walau cuma sebatas dalam diskusi sesama teman). Saya melihat beberapa balasan-balasan yang cukup kasar pula dari pihak kita. Dan sekarang saya berpikir, "Ini apaan sih?"
Saya melihat dengan jelas, omongan-omongan dia tersebut memang bertujuan untuk memanas-manasi kita. Well, mungkin bisa saja saya yang salah tangkap, tapi sekali lagi, ini cuma opini. :)

Jadi "dia" mengeluarkan kata-kata nyolot tadi, pake huruf kapital semua dan kebanyakan sambil diiringi smiley " :D " di bagian akhir. Untuk saya pribadi, saya menganggap hal itu sebagai provokasi. Kemudian, dibalaslah oleh beberapa orang, marah-marah, ikut-ikutan pake huruf kapital semua. Dan dibalas lagi oleh si dia, kadang dengan tambahan smiley " :D " dua kali lipat. Dari sini saya merasa bahwa memang dia ingin memprovokasi kita, dan dia berhasil. Banyak yang jadi panas, tambah geram, sedangkan dia tambah senang, seperti mendapat mainan baru. Ya, saya menganggap, bisa jadi kita ini dipakai sebagai bahan mainan dia.
Yang ada di bayangan saya, jika saya menjadi "dia", mendapat balasan yang penuh amarah dan berapi-api malah hanya akan membuat saya tertawa lebih lebar dan melontarkan balasan yang lebih tajam, kemudian menunggu umpan saya termakan lagi, maka saya akan tertawa terbahak-bahak dan merasa amat sangat puas. Itu yang ada dalam bayangan saya. Saya tidak tahu apa yang ada dalam bayangan anda-anda sekalian. :)

"Trus gimana?? Masa iya rela negeri sendiri diinjak-injak?? Mana nasionalisme kamu??"
Jika ada pertanyaan seperti ini, mungkin saya akan menjawab, "Lebih baik diam."
"diam" di sini bukan berati tidak melakukan apa-apa, "diam" di sini berati mulutnya yang diam, nggak usahlah terpengaruh provokasi mereka. hal itu cuma bakal ngabisin waktu doang tanpa guna. apa iya kalo kita ngebales hujatan mereka lebih keras, trus Indonesia bisa jadi negara yang lebih baik, ideal, dan bebas dari kasus-kasus yang mereka tuduhkan?? toh memang nyatanya kasus-kasus itu ada di Indonesia. Korupsi, hukum gak beres, dan segala tetek bengeknya, memang ada dan nyata di Indonesia. Itu fakta.
Mbok ya mending bareng-bareng lah bikin Indonesia jadi lebih baik, sampai suatu saat nanti Indonesia jadi negara yang bener-bener solid, kasus-kasus negara banyak berkurang, dan bangsa jadi raja sendiri di rumahnya, bukan bangsa lain yang jadi raja di negara kita. Kalau udah kayak gitu, mereka toh lama-lama bakal kehabisan bahan, walaupun sepertinya sedikit mustahil untuk terjadi. -sepertinya mimpi ini ketinggian, tapi apa salahnya bermimpi?-

Buktiin pake tindakan, nggak cuma omongan.  *rada susah ne
Mulai dari diri sendiri aja. kalau perlu pake mindset semacam ini, "Dengan gue berubah menjadi lebih baik, negara gue bakal jadi lebih baik pula. Apa yang gue lakukan, berpengaruh sama masa depan negara gue tercinta ini."
nah, seandainya, setiap orang bisa berpikiran seperti itu, dan para penguasa-penguasa itu juga MASIH bisa berpikiran seperti itu, nggak mustahil dong, Indonesia jadi hebat banget, bukan cuma jadi negara besar, tapi juga BANGSA besar. Saya nggak bakal berharap SEMUA masyarakat Indonesia bisa berpikir seperti itu, tapi alangkah baiknya kalauSEBAGIAN BESAR masyarakat berpikir seperti itu. Paling nggak, lebih banyak orang yang yang sadar diri dibandingkan orang yang gak tau diri.

Saya nggak berniat untuk sok keren atau apapun dengan mengungkapkan semua pendapat saya seperti itu. Saya sendiri belum bisa menganggap diri saya "baik", saya masih berusaha buat dapet predikat itu. Saya hanya terlalu capek dengan semua perang mulut yang nggak ada berhentinya itu, yang tetap saja nggak akan mengubah apapun. Eh, bisa mengubah sesuatu dink, yang tadinya cuma perang mulut, bisa jadi perang beneran. Ya ndak? :)

peace out y'all! ^^
===========================================================================

Yah, kurang lebih, ini yang ada di otak saya saat itu. Nggak tau kenapa, saya sedikit sentimentil beberapa hari ini. Hmmm....weird. Saya bingung, apalagi anda. hahaha.... :D

Adios! ^^

Leave a Reply